Senin, 28 Januari 2013
Minggu, 27 Januari 2013
Rindu
Terjerat dalam sebuah kerinduaan
Tak hayal aku coba melepasnya
Lelah, sungguh ini sangat rekat
Tiada kuasa raga ini
Tak kenal pagi dan petang
Rindu menggerogoti pikiran
Sel-sel ini mati membeku
Hanya rindu yang tersisa
Rindu, rindu, rindu, dan rindu
Satu keranjang roti tak dapat penuhi hasrat
Canda tawa hanya menggelitik
Tak mampu pulihkan
Tandus ya sangat tandus
Harap rindu kan bertamu kerumah
Untuk memecah kerisauan
Mengenyangkn hasrat jiwa
Pulihkan kering kerontang hati
Dan membalutnya dengan indah
Bersandinglah sejenak
Biarkan ruang ini terpakai
Untuk bahagia,untuk canda tawa, dan airmata bahagia
Pabila saat nanti tak kunjung kau menetap
Tinggallah sejenak
Biarkan ku belajar melepaskan
Untuk kepergian tanpa kata kembali
Rabu, 23 Januari 2013
Selasa, 22 Januari 2013
Cahaya lampu
Cahaya lampu di sudut jalan
mencoba mencari celah
menerangi setiap gelap
memberi arti setiap insan
membuat jelas setiap apa yang tampak
cahaya lampu
kerlap-kerlipmu mewarnai
langkah ini menjadi berarti
tiada yang menandingi
bintang pun tak sanggup
cahaya lampu
cahaya ilusimu kelabui lensa mata
kau ciptakan bayangan ini
cerminan siang dan malam dunia
cahaya lampu..cahaya lampu
tiada letih menerangi
walau redup, tiadak menghalangimu
menjadi saksi bisu akan dunia malam
-sinuha-
"terinspirasi ketika melihat lampu jalan selepas berpergian
bogor, 19 januari 2013, 20:44 di angkot 03"
Senin, 21 Januari 2013
My mind II
Ketika ku mulai
merasa jenuh dengan sebuah penantian ini, rasa tanya pun muncul dalam benakku
"apakah ini hanya permainan semata?? Apakah ini bukan cinta?". Tapi
ketika rindu yang ku rasa, jantung ini tak hentinya berdegub mengingan kenangan
manis yang tlah terekam. Mengingat parasnya membuat ku tak hentinya merekahkan
senyum di wajahku, tak memedulikan dunia berkata "gila". Lagi-lagi
kata "tapi", ya saat ku dihadapkan oleh sosok itu aku tak merasakan
sesuatu yang menggebu-gebu, apa mungkin ini benar?? Jika bukan cinta lalu??
Bila melihat iya bersama yang lain aku cemburu..
Hey..hey...ayolah
beri kepastian dengan rasa ini, mengapa begitu sulit untuk mengartikannya..
Tak adakah kamus
yang dapat menerjemahkannya, atau alat canggih yang dapat membantu??
Mungkinkah selama
ini aku yang terlalu berhati-hati dalam perasaan ku sendiri, yang terlau takut
untuk tersakiti lagi, sehingga serumit ini. [251212.20:10]
Sabtu, 19 Januari 2013
My mind
Ketika itu, sebuah
kesalahan terjadi
Tatap mata yang ku
anggap biasa,dan bualan yang tiada guna beranjak menjadi sebuah rasa yang
begitu dalam. Rasa takut kehilangan seketika datang membuat raga ini semakin
tak gentar untuk terus maju, seakan kehilangan kendali ingin sekali aku
ungkapkan. Detik itu terus terlewatkan dengan sia-sia, tak ada yang spesial,
kenangan pun aku tak dapat. Hanya sebuah penantian hingga saat itu tiba,
sepenggal buah bibir yang terus berkicau tak karuan. Ku anggap itu hal yang
dapat membantu ku untuk menjauhkan yang lain. Tapi, ternyata semua itu salah..
Tak lama berselang rasa yang selama ini terus tersimpan terkikis oleh waktu
hingga tak ada satu pun terahasiakan. Seketika musim dingin bernaung dihari
hari ku, penuh dengan kecemasan, tak ada harap selain musim ini berlalu.
Lihat.. sebuah rahasia perih telah berputar dikehidupan ku, seharusnya aku bisa
mencegahnya sejak awal, seharusnya aku tutupi saja hanya untuk ku, untuk
diriku. Mengapa yang lain bisa sedang aku tidak, aku semakin tersadar untuk sebuah kenyataan yang terlihat.. Aku
semakin jauh, aku semakin berhayal..andai....dan andai...
Semakin banyak
kebohongan yang menerpa, sekarang detik ini terasa berat. Hey tolong lihatlah
aku, sedetik saja, apa itu tak bisa hah!! Ku punya hati untuk mencintai hingga
detik ini. masih saja acuh dan semakin acuh, karena rasa ini telah diketahui.
Oh, aku harus apa untuk mengembalikan kadaan.
Tolonglah bantu aku
melewatinya, aku hanya perlu sebuah penjelasan dan kepastian. Tidak dapatkah
aku??
Aku
Aku adalah petualang
Ketika ku mau
Aku adalah gadis
cilik
Ketika ku inginkan
perhatian
Aku, aku bisa
menjadi apa yang ku mau
Bermuka dua??
Bukan dua tapi lebih
Tiada yang bisa
memahami itu
Aku adalah mentari
Ketika aku ceria dan
membaginya
Aku adalah penyair
Ku dapat
mengindahkan kata
Aku bisa dengan apa
yang ku inginkan
Namun ketika cinta
menerpa
Aku tak bisa
menghentikannya
Aku adalah cinta
Aku tak bisa
mengakuinya, mengungkapkannya
Atau memilikinya
Aku terkalahkan
Menunggu,menunggu,menunggu
Tak mengenal pagi
atau malam
Hujan atau panas
Sedih atau senang
Ini kan terus
seperti ini
Bila kelak tak ada
Sebuah keikhlasan
akan ku dalami
Untuk melepas tanpa
tersakiti
-sinuha-
Langganan:
Postingan (Atom)